Halooooooo...
Semuanyaaaaaa..
Ini cerpen terbaru..
Maaf kalo judulnya panjang, aneh, atau gimana..
I'm sorry.. I'm sorry..
Ahhay..
Ini aku buatnya iseng..
Buat req req..
Ditunggu aja cerpen req kalian..
Kadang aku badmood..
Jadi cuma bisa buat 2 atau 3 cerpen dalam sehari*curcol*
dibaca ya..
I Hope You enjoy it..
c
e
k
i
d
o
t
Suksma..
Dimulai....
" Nanananana.. Jangan sampai kau tergila gila kepadaku..
Nanananananana apalagi sampai cinta mati kepadaku.. " suara nyanyian itu terdengar dari suara merdu seorang cowok.
Mario Stevano Aditya Haling. Anak laki-laki kelas XII IPA 3. Anak laki-laki ganteng, tinggi, manis dan perfect menurut seorang cewek yang aku suka.
Nova Cyintia Sinaga*bener kagak?*. Anak perempuan yang dimataku seperti bidadari cantik. Oh, Tuhan.. Aku mencintainya. Akan tetapi dia menyukai Rio. Iya, Mario Stevano Aditya Haling. Cowok yang bagi dia adalah cowok perfect.
" Bertahan satu cinta..
Bertahan satu C.I.N.T.A.. " kataku sambil memetik gitarku.
Nova menghampiriku saat itu.
Aku, Halilintar Mahaputra Edi Morgen. Ada laki-laki yang bagi Nova aku adalah laki-laki yang manis. Aku pun sama seperti Rio maupun Nova. Aku anak kelas XII IPA 3 di SMA 25 Jakarta.
" Hey Lin.. " sapa Nova padaku.
" Hey.. " sapaku balik.
" Lagu itu untuk siapa? " tanya Nova padaku.
'Glek'
Aku menelan ludahku. Oh, Tidak! Nova mendengar suaraku tadi.
" Buat seseorang yang aku suka.. " kataku pada Nova.
" Oh.. " kata Nova singkat.
" Kenapa? " tanyaku.
" Ga apa-apa kok..
Cewek itu pasti cantik ya? " tanya Nova.
" Menurutku dia bagaikan seorang bidadari yang turun dari kayangan dan diberikan padaku..
Dia cantik..
Dia baik hati..
Dia manis..
Tapi sayang... " kata-kataku dipotong Nova.
" Sayang kenapa? Emangnya cewek itu kecewain kamu gitu? " tanya Nova ingin tau.
" Iya.. Tapi sayangnya..
Cewek itu suka sama orang lain..
Sepertinya dia tak menyukaiku.. " kataku.
" Kamu jangan bicara seperti itu deh Lin..
Kalo kalian jodoh..
Pasti cewek itu ga akan pergi kemana-mana..
Emangnya ceweknya siapa sih? " tanya Nova penasaran.
' Andaikan kamu tau..
Kalo cewek itu kamu Nov..
Aku cinta sama kamu.. ' batinku.
" Lin.. Lintar.. " panggil Nova.
" Cewek itu ka.. "
Aku menutup mulutku. Hampir saja semuanya terbongkar saat itu.
" Ka? Ka siapa? " tanya Nova.
" Kak Sivia.. " kataku berbohong.
" Apa? Kak Sivia?
Kamu suka sama kak Sivia Lin? " tanya Nova.
Aku menatap mata Nova tajam saat itu. Aku melihat ekspresi Nova sangat marah saat mendengar ucapanku tadi.
Aku memainkan gitarku lagi.
" Aku cinta kamu..
Tapi kamu tak cinta aku..
Aku rela.. Oh aku rela bila aku hanya menjadi..
Selir hatimu untuk selamanya..
Oh aku rela..
Ku rela.. "
Mata Nova berkaca-kaca saat itu. Rio datang menghampiriku dan Nova saat itu.
" Eh, Nova.. Kenapa? Lin, kamu apain Nova sampai dia nangis kayak gini? " tanya Rio.
" Aku.. Aku.. "
" Lintar ga salah kok..
Aku terharu aja ngedenger lagu yang dinyanyiin Lintar.. " kata Nova.
" Oh, gitu..
Lin, bisa tinggalin aku berdua sama Nova?
Aku mau bicara sama dia.. " kata Rio.
" Hmm, aku pergi dulu ya.. " kataku meninggalkan tempat itu.
Dibalik pohon...
Aku mendengarkan percakapan Rio dan Nova saat itu.
" Nova.. " panggilku.
" Iya, kenapa? " tanya Nova.
" Kamu suka sama Lintar ya? " tanya Rio.
" Enggak kok..
Beneran.. Aku cuma anggap dia sebagai teman baikku.. " kata Nova.
" Baguslah.. " kata Rio.
" Bagus apanya? " tanya Nova.
" Terus kamu suka sama siapa dong? " tanya Rio.
' Sama kamu.. ' batin Nova.
" Nov.. Nova.. " kata Rio memanggil nama Nova.
Nova tersadar dari lamunannya dan tanpa sengaja mengucapkan kata-kata itu.
" Sama kamu.. " kata Nova keceplosan.
" Hah? Sama aku? " tanya Rio.
" Eh, bukan.. Aduh, jadi keceplosan kan.. " kata Nova.
" Ceilah.. Ngaku aja deh Nov..
Kamu suka sama aku kan? " tanya Rio.
" Jujur apaan? " tanya Nova.
" Ya ampun Novaaaa..
Jujur tentang perasaanku ke kamu.. " kata Rio.
Dari balik pohon aku memainkan gitarku kembali.
" Aku tak bisa..
Melihat dirimu dengannya..
Karena ku pasti cemburu..
Pasti cemburu..
Pasti cemburu.. "
-------
" Nov, denger suara orang nyanyi ga?
Bagus juga suaranya.. " kata Rio.
" Lintar.. Itu suara Lintar.. " kata Nova.
" Lintar..
Keluar..
Jangan sembunyi.. " kata Rio memanggilku.
Aku keluar dari tempat persembunyianku. Aku menghampiri Rio dan Nova saat itu.
" Maafkan aku.. " kataku.
" Kamu mau nguping ya?
Terus kenapa kamu nyanyi lagunya pasti cemburu? " tanya Rio bertubi-tubi.
" Lintar..
Kamu ngapain? " tanya Nova.
" Aku ga ngapa-ngapain kok..
Maaf ya aku ganggu kalian..
Permisi.. " kataku meninggalkan tempat itu.
" Lintar kok aneh gitu ya? " tanya Rio bingung.
" Ga tau..
Katanya dia suka sama kak Sivia.. " kata Nova.
" Hah? Lintar suka sama Sivia?
Tapi setauku cewek yang dia suka cuma 4 huruf deh.. " kata Rio.
" Keke, Acha? " tanya Nova.
" Entahlah.. Bisa aja Nova.. Haha.. " kata Rio.
" Ahh.. Resek!
Rio..
Aku suka sama kamu.. " kata Nova.
" Haha, jangan bercanda deh.. " kata Rio tertawa.
" Gue SERIUS.. " kata Nova menekankan kata SERIUS.
" Hah? Jadi kamu serius? " tanya Rio memastikan.
" Aku serius Rio..
Jangan anggap semua ini bercanda.. " kata Nova.
" Hmm, sebenernya aku juga suka sama kamu..
Ya udah..
Kita pacaran aja yuk.. " kata Rio.
" Hah? Serius? " tanya Nova tak percaya.
" Iya aku serius..
Gimana? " tanya Rio.
" Hmm, iya aku mau.. " kata Nova.
" Asik.. Makasih.. " kata Rio memelukku.
Rio memegangi wajahku saat itu. Rio mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tapi, terdengar teriakan.
" JANGAAAAANNNNN!! " teriak suara itu.
Rio langsung menjauhkan wajahnya dari Nova.
" Siapa disana? " teriak Rio.
Aku langsung berlari meninggalkan tempat itu. Hatiku hancur berkeping-keping saat itu. Sakit hatiku melihat orang yang aku suka bersama orang lain. Aku tak sanggup melihatnya.
Nova melihatku berlarian saat itu. Dia pun meminta ijin pada Rio untuk menemuiku.
" Sayang, aku ijin nemuin Lintar ya..
Aku mohon.. " kata Nova.
" Nemuin Lintar? Buat apa? " tanya Rio.
" Ijinin aku ya.. Permisi.. " kata Nova meninggalkan Rio.
" Nov.. Nova.. " panggil Rio.
" Firasatku mengatakan kalo Lintar suka sama Nova..
Dan dia cemburu waktu aku sama Nova..
Ampuunn.. Lintaarr.. " kata Rio saat itu.
Nova berlari mengejarku saat itu.
" Lintaaarrr.. Lintaaarrr.. " panggil Nova berteriak.
Aku menoleh ke belakang. Menghentikan langkahku dan menghampiri Nova saat itu.
" Lin, kamu kenapa sih? " tanya Nova.
" Aku cemburu..
Cemburu menguras kamar mandi.. " kataku.
" Ngaco! Mana ada cemburu menguras kamar mandi..
Lin, aku serius..
Kamu kenapa sih? " tanya Nova lagi.
" Aku cemburu..
Cemburu menguras hati..
Ngeliat kamu sama Rio.. " kataku.
" Hah? Cemburu ngeliat aku sama Rio? Maksud kamu apa? " tanya Nova.
" Cemburu..
C-E-M-B-U-R-U.. " kataku.
" Kenapa kamu cemburu sama aku?
Katanya kamu sukanya sama kak Sivia.. " kata Nova.
Aku menaruh gitarku saat itu diatas rumput lalu memegang tangan Nova.
" Aku cinta kamu..
Tapi kamu tak cinta aku.. " kataku.
" Kamu suka sama aku? " tanya Nova.
" Aku rela..
Oh, aku rela..
Bila aku hanya menjadi..
Selir hatimu untuk selamanya..
Oh, aku rela..
Ku rela.. " kataku lagi.
" Lintarr..
Maksud kamu apa? " tanya Nova.
" Aku rela jadi selir hatimu..
Asal aku selalu bersamamu..
Dan jangan sampai Rio mengetahui hal ini.. " kataku pada Nova.
" Selir hati?
Jadi yang kedua? " tanya Nova.
" Iya..
Aku cinta sama kamu..
Kamu mau ga jadi pacarku?
Walau aku hanya jadi selir hatimu.. " kata Lintar.
" Lin.. " kata-kata Nova aku potong.
" Sst.. Kamu tinggal jawab..
Iya atau enggak.. " kataku.
" Iya.. " kata Nova.
" Serius? " tanyaku.
Nova menganggukkan kepalanya. Aku memeluk Nova saat itu. Aku merasa sangat bahagia. Walaupun aku hanya menjadi selir hati Nova. Aku akan tetap cinta pada Nova. Karena aku terlanjur mencintai Nova dan takkan ada yang menggantikan Nova dihatiku.
The END..
keep coment..
Gimana?
Ancur ya?
--' maap..
Maap.. Maap kalo ancur..